NAMA IYSARIFKIE TITAN
NPM 23412881
KELAS 2IC01
1.kembalikan indonesiaku ke indonesia
Sumber Daya Alam Negeri ini Yang Hilang
Dalam rangka mewujudkan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia khususnya pada preamble, Pasal 23, dan Pasal 33, Negara mengemban tugas untuk melakukan pengelolaan kekayaan negara termasuk didalamnya kekayaan daerah dalam rangka mewujudkan sebesar-besar kemakmuran rakyat. Untuk pelaksanaannya, Undang-undang Dasar memberi kewenangan kepada negara untuk menguasai dan mempergunakan seluruh kekayaan negara yang bersumber dari bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Dijelaskan pula pada Pancasila yang merupakan asas prikehidupan bangsa Indonesia menginginkan rakyat berdaulat, bermartabat, dan memperoleh keadilan dan kesejahteraan.
2. deskripsikan pahlawan nasional
RADEN AJENG KARTINI
Biografi R.A Kartini - Raden Ajeng Kartini lahir pada 21 April tahun 1879 di kota Jepara, Jawa Tengah. Ia anak salah seorang bangsawan yang masih sangat taat pada adat istiadat. Setelah lulus dari Sekolah Dasar ia tidak diperbolehkan melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi oleh orangtuanya. Ia dipingit sambil menunggu waktu untuk dinikahkan. Kartini kecil sangat sedih dengan hal tersebut, ia ingin menentang tapi tak berani karena takut dianggap anak durhaka. Untuk menghilangkan kesedihannya, ia mengumpulkan buku-buku pelajaran dan buku ilmu pengetahuan lainnya yang kemudian dibacanya di taman rumah dengan ditemani Simbok (pembantunya).
Akhirnya membaca menjadi kegemarannya, tiada hari tanpa membaca. Semua buku, termasuk surat kabar dibacanya. Kalau ada kesulitan dalam memahami buku-buku dan surat kabar yang dibacanya, ia selalu menanyakan kepada Bapaknya. Melalui buku inilah, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir wanita Eropa (Belanda, yang waktu itu masih menjajah Indonesia). Timbul keinginannya untuk memajukan wanita Indonesia. Wanita tidak hanya didapur tetapi juga harus mempunyai ilmu. Ia memulai dengan mengumpulkan teman-teman wanitanya untuk diajarkan tulis menulis dan ilmu pengetahuan lainnya. Ditengah kesibukannya ia tidak berhenti membaca dan juga menulis surat dengan teman-temannya yang berada di negeri Belanda. Tak berapa lama ia menulis surat pada Mr.J.H Abendanon. Ia memohon diberikan beasiswa untuk belajar di negeri Belanda.
Beasiswa yang didapatkannya tidak sempat dimanfaatkan Kartini karena ia dinikahkan oleh orang tuanya dengan Raden Adipati Joyodiningrat. Setelah menikah ia ikut suaminya ke daerah Rembang. Suaminya mengerti keinginan Kartini dan Kartini diberi kebebasan dan didukung mendirikan sekolah wanita di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor kabupaten Rembang, atau di sebuah bangunan yang kini digunakan sebagai Gedung Pramuka. Ketenarannya tidak membuat Kartini menjadi sombong, ia tetap santun, menghormati keluarga dan siapa saja, tidak membedakan antara yang miskin dan kaya.
Anak pertama dan sekaligus terakhirnya, Soesalit Djojoadhiningrat, lahir pada tanggal 13 September 1904. Beberapa hari kemudian, 17 September 1904, Kartini meninggal pada usia 25 tahun. Kartini dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang.. Berkat kegigihannya Kartini, kemudian didirikan Sekolah Wanita oleh Yayasan Kartini di Semarang pada 1912, dan kemudian di Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya. Nama sekolah tersebut adalah "Sekolah Kartini". Yayasan Kartini ini didirikan oleh keluarga Van Deventer, seorang tokoh Politik Etis. Setelah Kartini wafat, Mr.J.H Abendanon memngumpulkan dan membukukan surat-surat yang pernah dikirimkan R.A Kartini pada para teman-temannya di Eropa. Buku itu diberi judul “DOOR DUISTERNIS TOT LICHT” yang artinya “Habis Gelap Terbitlah Terang”.
Saat ini mudah-mudahan di Indonesia akan terlahir kembali Kartini-kartini lain yang mau berjuang demi kepentingan orang banyak. Di era Kartini, akhir abad 19 sampai awal abad 20, wanita-wanita negeri ini belum memperoleh kebebasan dalam berbagai hal. Mereka belum diijinkan untuk memperoleh pendidikan yang
tinggi seperti pria bahkan belum diijinkan menentukan jodoh/suami sendiri, dan lain sebagainya.
Kartini yang merasa tidak bebas menentukan pilihan bahkan merasa tidak mempunyai pilihan sama sekali karena dilahirkan sebagai seorang wanita, juga selalu diperlakukan beda dengan saudara maupun teman-temannya yang pria, serta perasaan iri dengan kebebasan wanita-wanita Belanda, akhirnya menumbuhkan keinginan dan tekad di hatinya untuk mengubah kebiasan kurang baik itu. Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No.108 Tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964, yang menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional sekaligus menetapkan hari lahir Kartini, tanggal 21 April, untuk diperingati setiap tahun sebagai hari besar yang kemudian dikenal sebagai Hari Kartini. Belakangan ini, penetapan tanggal kelahiran Kartini sebagai hari besar agak diperdebatkan. Dengan berbagai argumentasi, masing-masing pihak memberikan pendapat masing-masing. Masyarakat yang tidak begitu menyetujui, ada yang hanya tidak merayakan Hari Kartini namun merayakannya sekaligus dengan Hari Ibu pada tanggal 22 Desember.
Alasan mereka adalah agar tidak pilih kasih dengan pahlawan-pahlawan wanita Indonesia lainnya. Namun yang lebih ekstrim mengatakan, masih ada pahlawan wanita lain yang lebih hebat daripada RA Kartini. Menurut mereka, wilayah perjuangan Kartini itu hanyalah di Jepara dan Rembang saja, Kartini juga tidak pernah memanggul senjata melawan penjajah. Dan berbagai alasan lainnya. Sedangkan mereka yang pro malah mengatakan Kartini tidak hanya seorang tokoh emansipasi wanita yang mengangkat derajat kaum wanita Indonesia saja melainkan adalah tokoh nasional artinya, dengan ide dan gagasan pembaruannya tersebut dia telah berjuang untuk kepentingan bangsanya. Cara pikirnya sudah dalam skop nasional. Sekalipun Sumpah Pemuda belum dicetuskan waktu itu, tapi pikiran-pikirannya tidak terbatas pada daerah kelahiranya atau tanah Jawa saja. Kartini sudah mencapai kedewasaan berpikir nasional sehingga nasionalismenya sudah seperti yang dicetuskan oleh Sumpah Pemuda 1928.
Terlepas dari pro kontra tersebut, dalam sejarah bangsa ini kita banyak mengenal nama-nama pahlawan wanita kita seperti Cut Nya’ Dhien, Cut Mutiah, Nyi. Ageng Serang, Dewi Sartika, Nyi Ahmad Dahlan, Ny. Walandouw Maramis, Christina Martha Tiahohu, dan lainnya. Mereka berjuang di daerah, pada waktu, dan dengan cara yang berbeda. Ada yang berjuang di Aceh, Jawa, Maluku, Menado dan lainnya. Ada yang berjuang pada zaman penjajahan Belanda, pada zaman penjajahan Jepang, atau setelah kemerdekaan. Ada yang berjuang dengan mengangkat senjata, ada yang melalui pendidikan, ada yang melalui organisasi maupun cara lainnya. Mereka semua adalah pejuang-pejuang bangsa, pahlawan-pahlawan bangsa yang patut kita hormati dan teladani.
Raden Ajeng Kartini sendiri adalah pahlawan yang mengambil tempat tersendiri di hati kita dengan segala cita-cita, tekad, dan perbuatannya. Ide-ide besarnya telah mampu menggerakkan dan mengilhami perjuangan kaumnya dari kebodohan yang tidak disadari pada masa lalu. Dengan keberanian dan pengorbanan yang tulus, dia mampu menggugah kaumnya dari belenggu diskriminasi. Bagi wanita sendiri, dengan upaya awalnya itu kini kaum wanita di negeri ini telah menikmati apa yang disebut persamaan hak tersebut. Perjuangan memang belum berakhir, di era globalisasi ini masih banyak dirasakan penindasan dan perlakuan tidak adil terhadap perempuan.
Referensi :
- http://chrissanta.wordpress.com
- http://www.dapunta.com/raden-ajeng-kartini-1879-1904.html
4. Deskripsikan bunga lambang satu provinsi
Kalimantan Timur
atau biasa disingkat Kaltim adalah sebuah provinsi Indonesia di Pulau Kalimantan bagian ujung timur yang berbatasan dengan Malaysia, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Sulawesi. Luas total Kaltim adalah 129.066,64 km² dan populasi sebesar 3.6 juta. Kaltim merupakan wilayah dengan kepadatan penduduk terendah keempat di nusantara. Ibukotanya adalah Samarinda.
NPM 23412881
KELAS 2IC01
1.kembalikan indonesiaku ke indonesia
Sumber Daya Alam Negeri ini Yang Hilang
Dalam rangka mewujudkan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia khususnya pada preamble, Pasal 23, dan Pasal 33, Negara mengemban tugas untuk melakukan pengelolaan kekayaan negara termasuk didalamnya kekayaan daerah dalam rangka mewujudkan sebesar-besar kemakmuran rakyat. Untuk pelaksanaannya, Undang-undang Dasar memberi kewenangan kepada negara untuk menguasai dan mempergunakan seluruh kekayaan negara yang bersumber dari bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Dijelaskan pula pada Pancasila yang merupakan asas prikehidupan bangsa Indonesia menginginkan rakyat berdaulat, bermartabat, dan memperoleh keadilan dan kesejahteraan.
Tetapi
itulah ironi yang terjadi pada kekayaan alam indonesia. Banyak kekayaan negara
yang sangat berharga dikuasai oleh pihak asing. Kontrak yang diberikan
pemerintah untuk perusahaan asing yang mengelola sumber kekayaan alam indonesia
pun tidak sebentar melainkan perpuluh-puluh tahun dan setelah kontrak itu
berakhir di perpanjang kembali hingga berpuluh tahun, pada akhirnya hingga
sekarang negara hanya diberi sedikit keuntungan dari hasil kekayaan yang
dikeruk oleh pihak asing dan kemiskinan belum terselesaikan.
Sebagai
contohnya adalah Freeport-Mc Moran Copper & Gold Inc, yang berbasis di
Amerika Serikat. Perusahaan tambang ini hanya merupakan perusahaan tambang yang
kecil. Tetapi setelah mengeruk Grasberg di Papua, menjadi perusahaan tambang
terbesar di dunia (tahun 2007), dengan keuntungan mencapai US$ 6,555 miliar.
Penemuan emas di Grasberg merupakan cadangan emas terbesar di dunia.
Bahkan
ketika KK II dibuat, 6 tahun sebelum KK I berakhir (1991), bargaining Indonesia
masih terlihat sangat lemah. Nyaris tidak ada perubahan kontrak. Yang parahnya,
hampir tidak ada pengawasan pemerintah terhadap produksi tambang ini, karena
hanya 29% yang diolah di dalam negeri, sementara 71% langsung dibawa ke luar negeri,
diluar pengawasan pemerintah. Bahkan periode sebelumnya, 100% dibawa ke luar
negeri, sehingga pemerintah benar benar tidak mengetahui berapa yang dihasilkan
oleh Freeport.
Termasuk
ketika itu emas yang dihasilkan dari pertambangan tembaga, yang dianggap hanya
‘by product’. Baru pada tahun 1995, Freeport mengakui emas sebagai galian utama
tambang mereka. Padahal mereka telah menggali sejak tahun 1967, sehingga ‘by product’
emas selama 28 tahun.
Selain
perusahaan asing tersebut masih banyak perusahaan asing lainnya yang menguasai
kekayaan negara yang seharusnya dikuasai oleh pemerintah. Sikap yang diambil
pemerintah dalam hal ini masih belum menunjukaan keseriusannya, tidak sesuai
dengan janji yang disampaikan pada saat masa pemilu untuk mensejahterakan
rakyat. Pada saat ini kita hanya sebagai penonton dirumah sendiri yang tidak
bisa berbuat banyak dengan kekayaan melimpah yang kita miliki.
Oleh
sebab itu generasi muda yang akan nantinya menggantikan semua generasi tua yang
akan datang harus benar-benar bersikap tegas menunjukan bahwa bangsa indonesia
benar-benar merdeka dan berdaulat tanpa ada lagi intervensi dari pihak asing
yang membuat negara kita sekarang tidak mandiri dalam ekonomi maupun berpolitik.
Dibutuhkan juga keseriusan dari berbagai pihak untuk saling mendukung dalam
mengembalikan kekayaan negara yang di kuasai oleh asing untuk nantinya kita
akan olah sendiri kekayaan tersebut dengan SDM dari dalam negeri sendiri yang
mengolahnya.
Sumber:
2. deskripsikan pahlawan nasional
RADEN AJENG KARTINI
Biografi R.A Kartini - Raden Ajeng Kartini lahir pada 21 April tahun 1879 di kota Jepara, Jawa Tengah. Ia anak salah seorang bangsawan yang masih sangat taat pada adat istiadat. Setelah lulus dari Sekolah Dasar ia tidak diperbolehkan melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi oleh orangtuanya. Ia dipingit sambil menunggu waktu untuk dinikahkan. Kartini kecil sangat sedih dengan hal tersebut, ia ingin menentang tapi tak berani karena takut dianggap anak durhaka. Untuk menghilangkan kesedihannya, ia mengumpulkan buku-buku pelajaran dan buku ilmu pengetahuan lainnya yang kemudian dibacanya di taman rumah dengan ditemani Simbok (pembantunya).
Akhirnya membaca menjadi kegemarannya, tiada hari tanpa membaca. Semua buku, termasuk surat kabar dibacanya. Kalau ada kesulitan dalam memahami buku-buku dan surat kabar yang dibacanya, ia selalu menanyakan kepada Bapaknya. Melalui buku inilah, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir wanita Eropa (Belanda, yang waktu itu masih menjajah Indonesia). Timbul keinginannya untuk memajukan wanita Indonesia. Wanita tidak hanya didapur tetapi juga harus mempunyai ilmu. Ia memulai dengan mengumpulkan teman-teman wanitanya untuk diajarkan tulis menulis dan ilmu pengetahuan lainnya. Ditengah kesibukannya ia tidak berhenti membaca dan juga menulis surat dengan teman-temannya yang berada di negeri Belanda. Tak berapa lama ia menulis surat pada Mr.J.H Abendanon. Ia memohon diberikan beasiswa untuk belajar di negeri Belanda.
Beasiswa yang didapatkannya tidak sempat dimanfaatkan Kartini karena ia dinikahkan oleh orang tuanya dengan Raden Adipati Joyodiningrat. Setelah menikah ia ikut suaminya ke daerah Rembang. Suaminya mengerti keinginan Kartini dan Kartini diberi kebebasan dan didukung mendirikan sekolah wanita di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor kabupaten Rembang, atau di sebuah bangunan yang kini digunakan sebagai Gedung Pramuka. Ketenarannya tidak membuat Kartini menjadi sombong, ia tetap santun, menghormati keluarga dan siapa saja, tidak membedakan antara yang miskin dan kaya.
Anak pertama dan sekaligus terakhirnya, Soesalit Djojoadhiningrat, lahir pada tanggal 13 September 1904. Beberapa hari kemudian, 17 September 1904, Kartini meninggal pada usia 25 tahun. Kartini dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang.. Berkat kegigihannya Kartini, kemudian didirikan Sekolah Wanita oleh Yayasan Kartini di Semarang pada 1912, dan kemudian di Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya. Nama sekolah tersebut adalah "Sekolah Kartini". Yayasan Kartini ini didirikan oleh keluarga Van Deventer, seorang tokoh Politik Etis. Setelah Kartini wafat, Mr.J.H Abendanon memngumpulkan dan membukukan surat-surat yang pernah dikirimkan R.A Kartini pada para teman-temannya di Eropa. Buku itu diberi judul “DOOR DUISTERNIS TOT LICHT” yang artinya “Habis Gelap Terbitlah Terang”.
Saat ini mudah-mudahan di Indonesia akan terlahir kembali Kartini-kartini lain yang mau berjuang demi kepentingan orang banyak. Di era Kartini, akhir abad 19 sampai awal abad 20, wanita-wanita negeri ini belum memperoleh kebebasan dalam berbagai hal. Mereka belum diijinkan untuk memperoleh pendidikan yang
Kartini yang merasa tidak bebas menentukan pilihan bahkan merasa tidak mempunyai pilihan sama sekali karena dilahirkan sebagai seorang wanita, juga selalu diperlakukan beda dengan saudara maupun teman-temannya yang pria, serta perasaan iri dengan kebebasan wanita-wanita Belanda, akhirnya menumbuhkan keinginan dan tekad di hatinya untuk mengubah kebiasan kurang baik itu. Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No.108 Tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964, yang menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional sekaligus menetapkan hari lahir Kartini, tanggal 21 April, untuk diperingati setiap tahun sebagai hari besar yang kemudian dikenal sebagai Hari Kartini. Belakangan ini, penetapan tanggal kelahiran Kartini sebagai hari besar agak diperdebatkan. Dengan berbagai argumentasi, masing-masing pihak memberikan pendapat masing-masing. Masyarakat yang tidak begitu menyetujui, ada yang hanya tidak merayakan Hari Kartini namun merayakannya sekaligus dengan Hari Ibu pada tanggal 22 Desember.
Alasan mereka adalah agar tidak pilih kasih dengan pahlawan-pahlawan wanita Indonesia lainnya. Namun yang lebih ekstrim mengatakan, masih ada pahlawan wanita lain yang lebih hebat daripada RA Kartini. Menurut mereka, wilayah perjuangan Kartini itu hanyalah di Jepara dan Rembang saja, Kartini juga tidak pernah memanggul senjata melawan penjajah. Dan berbagai alasan lainnya. Sedangkan mereka yang pro malah mengatakan Kartini tidak hanya seorang tokoh emansipasi wanita yang mengangkat derajat kaum wanita Indonesia saja melainkan adalah tokoh nasional artinya, dengan ide dan gagasan pembaruannya tersebut dia telah berjuang untuk kepentingan bangsanya. Cara pikirnya sudah dalam skop nasional. Sekalipun Sumpah Pemuda belum dicetuskan waktu itu, tapi pikiran-pikirannya tidak terbatas pada daerah kelahiranya atau tanah Jawa saja. Kartini sudah mencapai kedewasaan berpikir nasional sehingga nasionalismenya sudah seperti yang dicetuskan oleh Sumpah Pemuda 1928.
Terlepas dari pro kontra tersebut, dalam sejarah bangsa ini kita banyak mengenal nama-nama pahlawan wanita kita seperti Cut Nya’ Dhien, Cut Mutiah, Nyi. Ageng Serang, Dewi Sartika, Nyi Ahmad Dahlan, Ny. Walandouw Maramis, Christina Martha Tiahohu, dan lainnya. Mereka berjuang di daerah, pada waktu, dan dengan cara yang berbeda. Ada yang berjuang di Aceh, Jawa, Maluku, Menado dan lainnya. Ada yang berjuang pada zaman penjajahan Belanda, pada zaman penjajahan Jepang, atau setelah kemerdekaan. Ada yang berjuang dengan mengangkat senjata, ada yang melalui pendidikan, ada yang melalui organisasi maupun cara lainnya. Mereka semua adalah pejuang-pejuang bangsa, pahlawan-pahlawan bangsa yang patut kita hormati dan teladani.
Raden Ajeng Kartini sendiri adalah pahlawan yang mengambil tempat tersendiri di hati kita dengan segala cita-cita, tekad, dan perbuatannya. Ide-ide besarnya telah mampu menggerakkan dan mengilhami perjuangan kaumnya dari kebodohan yang tidak disadari pada masa lalu. Dengan keberanian dan pengorbanan yang tulus, dia mampu menggugah kaumnya dari belenggu diskriminasi. Bagi wanita sendiri, dengan upaya awalnya itu kini kaum wanita di negeri ini telah menikmati apa yang disebut persamaan hak tersebut. Perjuangan memang belum berakhir, di era globalisasi ini masih banyak dirasakan penindasan dan perlakuan tidak adil terhadap perempuan.
Referensi :
- http://chrissanta.wordpress.com
- http://www.dapunta.com/raden-ajeng-kartini-1879-1904.html
3. Deskripsikan wayang di Indonesia
Wayang Kulit ( Semar )
Semar dalam gambar wayang memiliki peran yang sangat penting, meskipun
tidak dimasukkan sebagai karakter utama. Semar Dalam Pewayangan profil yang menarik untuk melihat
dari beberapa versi yang ada. Kyai Lurah Semar Badranaya adalah nama tokoh
utama dalam wayang Jawa dan Sunda panakawan. Angka ini dilaporkan sebagai
pengasuh serta penasihat para kesatria dalam pementasan kisah-kisah Mahabharata
dan Ramayana. Tentu saja nama Semar tidak ditemukan dalam naskah asli adalah
epik Sansekerta, karena tokoh ini adalah ciptaan seorang penyair asli dari
Jawa.
Sejarah
Semar
Menurut sejarawan Prof Dr Slamet
Muljana, tokoh Semar pertama kali ditemukan dalam karya sastra zaman Majapahit
berjudul Sudamala. Selain dalam bentuk kakawin, kisah Sudamala juga dipahat
sebagai relief di Candi Sukuh yang tanggal ke 1439.
Semar diceritakan sebagai pelayan
atau hamba cerita karakter utama, yaitu Sahadewa dari Pandawa. Tentu saja peran
Semar tidak hanya sebagai pengikut, tetapi juga sebagai pelempar humor untuk
mendobrak suasana tegang.
Pada hari berikutnya, ketika
kerajaan-kerajaan Islam berkembang di Jawa, wayang digunakan sebagai salah satu
propaganda media. Kisah-kisah yang dipentaskan masih seputar Mahabharata yang
sudah kuat dalam memori melekat pada masyarakat Jawa. Salah satu ulama terkenal
sebagai pakar budaya, seperti Sunan Kalijaga. Dalam pementasan wayang, sebuah
karakter Semar masih dipertahankan keberadaannya, bahkan peran lebih aktif
daripada di cerita Sudamala.
Dalam perkembangan selanjutnya,
derajat Semar semakin meningkat lagi. Penyair Jawa dalam karya-karya sastra
mereka mengatakan Semar bukan hanya rakyat jelata biasa, melaikan Batara Ismaya
perwujudan, adik dari Guru, raja para dewa.
Asal
dan Kelahiran
Ada beberapa versi tentang kelahiran
atau asal-usul Semar. Tapi semua angka-angka sebut sebagai reinkarnasi dari
dewa.
- Dalam naskah Serat Kanda
dikisahkan, penguasa surga yang
bernama Sanghyang Nurrasa memiliki dua putra bernama Trans dan Trans Wenang
Singles. Karena Sanghyang Tunggal jelek, ia juga mewarisi tahta surga untuk
Sanghyang Wenang. Dari Wenang kemudian diwariskan kepada Trance putranya yeng
bernama Guru. Single trans kemudian menjadi penjaga Guru keturunan ksatria,
oleh Semar nama.
- Dalam Paramayoga
diceritakan seperti, adalah anak
dari Wenang Trance Trance Singles. Sanghyang Tunggal kemudian menikah dengan
Dewi Rakti, putri jin kepiting raja yang bernama Sanghyang Yuyut. Perkawinan
lahir sebuah permata bentuk telur yang kemudian berubah menjadi dua orang.
Keduanya masing-masing diberi nama Ismaya untuk yang berkulit hitam, dan
berkulit putih Manikmaya untuk. Ismaya merasa minder sehingga kurang bersedia
untuk membuat Singles Trans. Tahta surgawi diwariskan oleh Manikmaya, yang
kemudian berjudul Guru. Sementara itu Ismaya hanya diberi posisi sebagai
penguasa Sunyaruri alam, atau supranatural kelompok makhluk hunian. Anak sulung
yang bernama Batara Ismaya Wungkuham memiliki anak bernama Janggan Smarasanta
bertubuh bulat, atau disingkat Semar. Ia menjadi pengasuh keturunan bernama
Resi Guru Manumanasa dan berlanjut sampai anak-anak dan cucu. Dalam keadaan
khusus, dapat menyerap Semar Semar Ismaya menjadi sosok yang ditakuti, bahkan
oleh para dewa sekalipun. Jadi menurut versi ini, Semar adalah cucu dari
Ismaya.
- Dalam naskah Purwakanda
dikisahkan, Sanghyang Tunggal
memiliki empat putra bernama Batara Puguh, Batara Punggung, Batara Manan, dan
Batara Samba. Suatu hari datang kabar bahwa takhta langit akan diteruskan
kepada Samba. Hal ini membuat cemburu saudara ketiga. Samba diculik dan disiksa
hendak dibunuh. Namun perbuatan itu diketahui oleh ayah mereka. Sanghyang
Tunggal mengutuk ketiga putranya menjadi jelek. Puguh berganti nama menjadi
Togog sedangkan bagian belakang adalah suatu Semar. Keduanya diturunkan ke
dunia sebagai pengasuh keturunan Samba, yang kemudian berjudul Guru. Sementara
itu, Manan mendapat pengampunan karena ia hanya pergi bersama dengan itu. Manan
kemudian berjudul Batara Narada dan diangkat sebagai penasihat Guru.
- Dalam naskah Purwacarita
dikisahkan, Trance Tunggal
Rekatawati anaknya menikah dengan Dewi Sanghyang Rekatatama. Pernikahan
dilahirkan telur bercahaya. Sanghyang Tunggal merasa begitu marah membanting
telur dibagi menjadi tiga bagian, shell, putih, dan kuning telur. Semua tiga
masing-masing berubah menjadi laki-laki. Berasal dari kerang diberi nama
Antaga, yang berasal dari putih telur diberi nama Ismaya, sedangkan yang dari
Manikmaya kuning bernama. Pada suatu hari Antaga dan Ismaya tidak setuju karena
masing-masing ingin menjadi pewaris takhta surga. Keduanya juga memegang
kompetisi untuk menelan gunung. Antaga berusaha melahap gunung dengan satu
menelan tapi itu adalah kecelakaan. Mulutnya robek dan matanya melebar. Ismaya
menggunakan cara lain, yaitu dengan memakan gunung sedikit demi sedikit.
Setelah melewati semua bagian dari hari bebarpa gunung dipindahkan ke Ismaya
tubuh, tetapi tidak berhasil. Akibatnya sejak saat itu Ismaya pun bertubuh
bulat. Sanghyang ambisi tunggal dan murka mengetahui bahwa keserakahan kedua
putranya. Mereka dihukum untuk menjadi pengasuh keturunan Manikmaya, yang
kemudian diangkat sebagai raja surga, berjudul Guru. Antaga dan Ismaya turun ke
bumi. Setiap mengenakan Togog nama dan Semar.
Silsilah dan Keluarga
Dalam wayang diceritakan, Batara
Ismaya ketika masih di surga telah dijodohkan dengan sepupunya yang bernama
Dewi Senggani. Dari pernikahan yang lahir sepuluh anak, yaitu:
Batara Wungkuham
Batara Surya
Batara Candra
Batara Tamburu
Batara Siwah
Batara Kuwera
Batara Yamadipati
Batara Kamajaya
Batara Mahyanti
Batari Darmanastiti
Semar Ismaya berfungsi sebagai
inkarnasi untuk pertama kalinya ke Resi Manumanasa, leluhur para Pandawa. Pada
suatu hari Semar harimau menyerang dua merah dan putih. Manumanasa memanah
keduanya sehingga berubah ke bentuk aslinya, yaitu sepasang bidadari bernama
Kanistri dan Kaniraras. Berkat bantuan Manumanasa, kedua malaikat telah
dibebaskan dari kutukan yang mereka tinggal. Semar Kanistri kemudian menjadi
istrinya, dan digunakan untuk disebut sebagai Kanastren. Sementara itu, istri
Manumanasa Kaniraras, dan namanya diubah menjadi Retnawati, karena kakak saya
juga bernama Kaniraras Manumanasa.
Pasangan Panakawan
Dalam pewayangan Jawa Tengah, Semar
selalu disertai oleh anak-anaknya, yaitu Gareng, Petruk, dan Bagong. Tapi tidak
benar-benar semua ketiga biologis anak Semar. Gareng adalah putra seorang
pendeta yang memiliki kutukan dan dibebaskan oleh Semar. Petruk adalah putra
seorang raja Gandharwa. Sementara Bagong diciptakan oleh kata ajaib terima
kasih kepada bayangan Semar Resi Manumanasa.
Dalam wayang Sunda, urutan anak-anak
Semar Cepot, Dawala, dan Gareng. Sementara itu, dalam pewayangan Jawa Timuran,
Semar hanya ditemani oleh satu anak saja, bernama Bagong, yang juga memiliki
seorang anak bernama Besut.
Fisik Formulir
Semar memiliki bentuk fisik yang
sangat unik, seolah-olah ia adalah simbol dari penggambaran alam semesta.
Tubuhnya adalah simbol bumi yang bulat, tinggal manusia dan makhluk lainnya.
Semar selalu tersenyum, tapi bermata
bengkak. Penggambaran ini sebagai simbol suka dan duka. Wajahnya tua tapi
potongan rambut gaya jambul seperti anak kecil, sebagai simbol tua dan muda.
Dia laki-laki berkelamin, tapi memiliki payudara seperti wanita, sebagai simbol
pria dan wanita. Ia hidup sebagai dewa menjelma tapi orang-orang biasa, sebagai
simbol dari atasan dan bawahan.
Keistimewaan Semar
Semar adalah karakter boneka kreasi
penyair lokal. Meskipun statusnya hanya sebagai hamba, namun keluhurannya
sejajar dengan cerita Arjuna dalam Mahabharata. Jika perang Baratayuda menurut
versi aslinya, penasihat Pandawa Krishna hanya satu, maka dalam wayang, jumlah
itu meningkat menjadi dua, dan yang satunya adalah Semar.
Semar dalam literatur hanya
ditampilkan sebagai pengasuh keturunan Resi Manumanasa, terutama para Pandawa
dari kisah Mahabharata adalah karakter utama. Namun dalam tema pagelaran wayang
Ramayana, dalang juga digunakan untuk menampilkan Semar sebagai pengasuh
keluarga Sri Rama atau Sugriwa. Seolah-olah Semar selalu muncul dalam setiap
pementasan wayang, tidak peduli apa judul yang sedang dikisahkan.
Dalam wayang, bertindak sebagai
kelas Semar pengasuh prajurit, sedangkan Togog sebagai pengasuh dari raksasa.
Sudah pasti anak-anak asuh Semar selalu dapat mengalahkan anak asuh Togog. Ini
sebenarnya simbol belaka. Semar adalah gambaran campuran dari orang-orang kecil
maupun dewa surga. Jadi, jika pemerintah - yang disimbolkan sebagai ksatria
perawatan Semar - mendengarkan orang-orang kecil yang seperti suara Tuhan, maka
negara yang dipimpinnya pasti menjadi nagara yang unggul dan ketenangan.
http://profilwayang.blogspot.com/2012/01/tangan-jadi-tubuh.html
4. Deskripsikan bunga lambang satu provinsi
Kalimantan Timur
atau biasa disingkat Kaltim adalah sebuah provinsi Indonesia di Pulau Kalimantan bagian ujung timur yang berbatasan dengan Malaysia, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Sulawesi. Luas total Kaltim adalah 129.066,64 km² dan populasi sebesar 3.6 juta. Kaltim merupakan wilayah dengan kepadatan penduduk terendah keempat di nusantara. Ibukotanya adalah Samarinda.
- Lambang Perisai bersudut lima adalah lambang alat pelindung dalam mencapai cita-cita revolusi 17 Agustus 1945.
- Bintang bersudut lima adalah lambang Pancasila sebagai dasar falsafah Negara Republik Indonesia.
- Tulisan Kalimantan Timur adalah Provinsi Kalimantan Timur.
- Telabang, mandau dan sumpitan adalah lambang kesiapsiagaan dan kemampuan.
- Lingkaran dengan untaian minyak dan damar adalah lambang kekayaan alam.
- Lilitan rotan yang tak terputus-putus sebanyak 24 lilitan adalah lambang kesatuan dan kesatuan serta saat terbentuknya Provinsi Kalimantan Timur tanggal 1 Januari 1957 (1+1+1+9+5+7).
- Jumlah delapan untaian minyak, delapan untaian damar, dan satu tetesan akhir adalah tanggal proklamasi kemerdekaan. (8+8+1=17).
- Untaian minyak dan damar masing-masing delapan tetesan adalah lambang bulan proklamasi kemerdekaan.
- 4 titik terukir diujung mandau dan 5 lilitan pada ujung sumpitan adalah lambang tahun proklamasi kemerdekaan.
- Tulisan "ruhui rahayu" di atas guci berarti cita-cita dan tujuan rakyat kalimantan timur dalam mencapai masyarakat bahagia, adil dan makmur, aman tentram yang di ridhoi oleh Allah SWT.
# Arti warna dalam lambang Provinsi Kalimantan Timur
- warna hijau : kemakmuran,kesuburan
- warna kuning emas : keluruhan,keagungan
- warna kuning : kejayaan
- warna merah : keberanian
- warna putih : kesucian
- warna hitam : kesesungguhan