Jumat, 30 November 2012

monumen nasional

Monumen Nasional
Monumen Nasional yang popular disebut dengan sebutan Monas atau Tugu Monas. Monumen ini berada di tengah-tengah jantung Ibu kota Jakarta. Monumen ini memiliki ketinggian 132 meter yang didirikan untuk mengenang perlawan dan perjuangan rakyat Indonesia untuk merebut kemerdekaan  pada masa penjajahan tahun silam. Ketika Indonesia di pertaruhkan nyawanya untuk berperang melawan kelompok sekutu  pemerintahan kolonial Hindia Belanda.
Pembanguna monumen ini di mulai pada tanggal 17 agustus 1961 di bawah pemerintahan presiden Soekarno,  Tugu ini dimakohtahkan lidah api yang di lapisi lembaran emas yang melambangkan semangat perjuangan yang membara dalam amarah tekad perjuangan para pahlawan.
Banyak pengetahuan yang akan di dapat pada tempat wisata ini, karna banyak patung-patung reliev yang menggambarkan dari mulanya manusia pada jaman purba sampai pada saat Indonesia bebas dari penjajahan. Nah dari situlah kita dapat mengaplikasian pembelajaran yang sangat penting dalam pengetahuan kita terhadap jaman penjajahan. Sehingga apa yang kita pelajari dari pengetahuan tersebut dapat diambil nilai-nilai prasejarah di dalam kehidupan sehari-hari. Dalam rasa bertanggung jawab atas menjaga tata tertib dilingkungan dimanapun kita berada, bertanggung jawab dalam belajar, bertanggung jawab dalam etika baik terhadap orang lain, dan membimbing nilai moral kehidupan dalam bersosialisasi di masyarakat.
Sejarah
Dahulu kala setelah penjajahan dan Indonesia merdeka pemerintahan Indonesia berkedudukan di kota D.I Yogyakarta pada tahun 1950, setelah pusat pemerintahan Republik Indonesia kembali ke kota DKI Jakarta maka menyusulah pengakuan tentang kedaulatan Republik Indonesia oleh pemerintahan Negara Belanda pada tahun 1949. Presiden Soekarno memulai memikirkan pembengunan prasejarah yang menjulang tinggi dengan sebutan Monumen Nasional yang setara dengan Menara Eifel. Monumen Nasional terletak di depan Istana Negara Republik Indonesia, yang bertujuan untuk  medeklarasikan  suatu  penghormatan  kemerdekaan pada saat  upacara 17 Agustus. Pembangunan tugu Monas bertujuan mengenang dan melestarikan perjuangan bangsa Indonesia pada masa revolusi kemerdekaan tahun 1945, agar terus membangkitkan inspirasi dan semangat juang patriotisme generasi saat ini dan generasi yang akan mendatang.
Pembangunan
Pembangunan terdiri atas tiga tahap. Tahap pertama kurun waktu dari tahun 1961-1965 dimulai dengan secara resminya pembangunan pada tanggal 17 Agustus 1961 dengan peresmian presiden Soekarno secara seremonial menancapkan pasak beton pertama dengan total 284 pasa beton digunakan sebagai fondasi bangunan. Pembangunan tahap kedua berlangsung pada kurun 1966-1968 akibat terjadinya Gerakan 30 September 1966 dan upaya kudeta, tahun ini sempat tertunda. Tahap akhir berlangsung pada tahun 1969-1976 dengan menambahkan diorama pada museum sejarah. Monumen di buka secara umum dan di resmikan pada tanggal 12 Juli 1975 oleh presiden Republik Indonesia Soeharto.  Pada halaman luar mengelilingi Monumen Nasional, pada setiap sudutnya terdapat reliaev timbul yang menggambarkan sejarah Indonesia. Relief ini bermula di sudut timur laut dengan menggmbarkan kejayaan Nusantara pada masa lampau, menampilkan sejarah Singhasari dan Majapahit secara arah jarum jam lalu menggambarkan pahlawan-pahlawan samapai menggambarkan kisah pada saat modern ini.
Sebuah lift pada pintu sisi selatan akan membawa pengunjung menuju pelataran puncak berukuran 11 x 11 meter di ketinggian 115 meter dari permukaan tanah. Lift ini berkapasitas 11 orang sekali angkut. Pelataran puncak ini dapat menampung sekitar 50 orang, serta terdapat teropong untuk melihat panorama Jakarta lebih dekat. Pada sekeliling badan elevator terdapat tangga darurat yang terbuat dari besi. Dari pelataran puncak tugu Monas, pengunjung dapat menikmati pemandangan seluruh penjuru kota Jakarta. Bila kondisi cuaca cerah tanpa asap kabut, di arah  selatan terlihat dari kejauhan Gunung Salak di wilayah kabupaten Bogor, Jawa Barat, arah utara membentang laut lepas dengan pulau-pulau kecil.
Di puncak Monumen Nasional terdapat cawan yang menopang nyala LAMPU perunggu yang beratnya mencapai 14,5 ton dan dilapisi emas 35 Kilogram. Lidah api atau obor ini berukuran tinggi 14 meter dan berdiameter 6 meter terdiri dari 77 bagian yang disatukan. Lidah api ini sebagai simbol semangat perjuangan rakyat Indonesia yang ingin meraih kemerdekaan. Awalnya nyala api perunggu ini dilapisi lembaran emas seberat 35 kilogram,  akan tetapi untuk menyambut perayaan setengah abad (50 tahun) kemerdekaan Indonesia pada tahun 1995, lembaran emas ini dilapis ulang sehingga mencapai berat 50 kilogram lembaran emas.  Puncak tugu berupa "Api Nan Tak Kunjung Padam" yang bermakna agar Bangsa Indonesia senantiasa memiliki semangat yang menyala-nyala dalam berjuang dan tidak pernah surut atau padam sepanjang masa. Pelataran cawan memberikan pemandangan bagi pengunjung dari ketinggian 17 meter dari permukaan tanah. Pelataran cawan dapat dicapai melalui elevator ketika turun dari pelataran puncak, atau melalui tangga mencapai dasar cawan. Tinggi pelataran cawan dari dasar 17 meter, sedangkan rentang tinggi antara ruang museum sejarah ke dasar cawan adalah 8 m (3 meter dibawah tanah ditambah 5 meter tangga menuju dasar cawan). Luas pelataran yang berbentuk bujur sangkar, berukuran 45 x 45 meter, semuanya merupakan pelestarian angka keramat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia (17-8-1945).
Kisah Prasejarah
·     Masyarakat Indonesia Purba, 3000-2000 Sebelum Masehi
Pada zaman megalithikum sudah hidup dalam masyarakat Teratur, peninggalan budaya tersebar di seluruh Indonesia. Antara lain ditemukan di Pasemah, Basuki, Gilamanuk dan Cabenge yang berkembang antara 2000 SM-500SM. Hasil Budaya megalithikum yang terpenting adalah alat serpih,Menhir, dolmen, sarchophagus, kubur batu, dan area.
·     Pertempuran Pembentukan Jayakarta, 22 Juni 1527
Untuk membendung pengaruh Portugis yang sejak awal abad ke-16 telah berkuasa di Malaka, Sultan Trenggono, Demak, mengirim Fatahillah dengan pasukannya dan pda tahun 1527 Fatahillah berhasil merebut Sunda Kelapa sebelum Portugis mendirikan benteng di pelabuhan sunda Kelapa sesuai perjanjian tahun 1522 dengan Raja Pajajaran. Dalam pertempuran tanggal 22 Juni 1527 di pelabuhan Sunda Kelapa. Fatahillah berhasil mengalahkan ekspedisi Fransisco de Sa yang di kirim Portugis untuk mendirikan benteng Nama Sunda Kelapa diganti menjadi Jayakarta, berarti kota kemenangan.
·     Kebangkitan Nasional, 20 Mei 1908
Politik colonial Belanda tidak menghendaki rakyat Indonesia menjadi cerdas karena hal itu akan membahayakan kedudukan Belanda. Akhirnya pendidikan modern terpaksa diberikan untuk memenuhi kebutuhan tenaga terdidik dan untuk meningkatkan masyarakat Indonesia sebagai pasar bagi industri Belanda. Kebangkitan kaum terpelajar Indonesia menimbulkan kesadaran nasionl untuk merdeka. Pergerakan nasional diwujudkan oleh dr. Sutomo dan kawan-kawan dengan membentuk Boedi Oetomo.
·     Proklamasi kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945
Mengetahui bahwa Japan kalah perang, rakyat Indonesia baik para pemuda maupun para pemimpin pergerakan kebangsaan berpacu dengan waktu untuk mewujudkan cita-cita perjuangan yakni mengumumkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia selekas mungkin. Dalam pertemuan rahasia pada malam hari tanggal 16 Agustus 1946 di jalan Imam Bonjol 1 Jakarta, naskah proklamasi dirumuskan, ditandatangani oleh Soekarno dan Mohammad Hatta. Pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 Soekarno didampingi Mohammad Hatta membacakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
·     Pengesahan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, 18 Agustus 1945
Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamasikan, para pemimpin Bangsa dengan segera menyusun tatanan kehidupan negara pada tanggal 18 Agustus 1945. Panitia persiapan Kemerdekaan Indonesia mengadakan rapat di Pejambon, Jakarta. Rapat menghasilkan keputusan yang sangat penting mengenai ketatanegaraan Republik Indonesia mesahkan Pancasila sebagai Landasan Falsafah Negara dan Undang-Undang Dasar 1945. Rapat juga memilih Soekarno menjadi Presiden dan Mohammad Hatta menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia.


·     Pemilihan Umum Pertama, 1955
Pemerintah menyadari bahwa pemilihan umum harus dilaksanakan sebagai slah satu sarana demokrasi, Pada tahun-tahun pertama berdirinya Republik Indonesia. Indonesia harus menghadapi musuh dari luar sehingga pemilihan umum sulit dilaksanakan. Pemilihan umum dilaksanakan di seluruh Indonesia diikuti oleh 48 partai politik untuk memilih wakil-wakil rakyat di Dewan Perwakilan Rakyat tanggal 29 September 1955 dan untuk memilih wakil-wakil rakyat di Dewan konstitusi pada tanggal 15 Desember 1955.


·        Surat Perintah 11 Maret, 1966
Krisis yag menggoncangkan sendi-sendi negara sesudah kudeta G 30 S/PKI digagalkan menyebabkan Pemerintahan kehilangan kepercayaan rakyat, Presiden Soekarno mengeluarkan surat perintah kepada Letjen. Soeharto untuk memulihkan kewibawaan Pemerintah dan keamanan nasional. Letjen. Soeharto dengan cepat melaksanakan Surat Perintah 11 Maret 1966 dengan memenuhi dua diantaranya Tri Tuntutan rakyat, yakni membubarkan Partai Komunis Indonesia dan membersihkan cabinet dari Menteri-menteri yang ada indikasi terlibat G 30 S/PKI.
Perkembangan Jaman
Perkembangan jaman yang sangat pesat membawa perubahan yang sangat cepat terhadap bangsa Indonesia. Karna perkembangan ini tidak ada lagi yang namanya merasakan untuk mengangkat senjata dan menyatakan perang. Hanya saya bangsa Indonesia yang sudah maju malah terkadang meremehkan nasib para penjajah. Yang di utarakan dari hubungan social berupa kekacauan dalam rana hokum, koruptor merajalela, pengangguran semakin banyak, para pelajar tawuran, malas dalam belajar dan terkadang tidak ada lagi manusia yang jujur, patuh, mempunyai moral yang kuat, dan melemahnya semangat para kaum muda. Seolah kehidupan seperti ini bisa di bilang tajam di bawah tumpul di atas. Karna kebanyakan orang dewasa tidak mempunyai jiwa patriotism terhadap likungan di sekitarnya. Semakin maju dunia ini semakin banyak kekacauan yang di hadapi oleh bangsa kami.
Dilihat dari atas kejauhan 132 meter inilah sesunguhnya pemandangan kota Jakarta yang sudah masuk ke dalam jaman yang modern dan berkembang.


 
Inilah hasil pengamatan yang saya dapat keberadaannya tentang pengetahuan Monumen Nasional dari jaman prasejarah sampai tiba jaman modrn seperti ini yang kita nikmati bersama tanpa adanya kegaduhan, kehancuran, peperangan. Sepantasnya kita harus memiliki jiwa yang sama seperti para penjajah walaupun kita tidak merasakan peperangan tetapi kita harus bertekat untuk mempunyai jiwa patrioisme seperti para penjajah dalam mengatasi peperangan, dengan cara belajar yang giat dan mempunyai etika, moral, perilaku yang bertanggung jawab dan rela berkorban dalam berbakti terhadap kedua orang tua dan sopan satun dalam berbicara di lingkungan luar. Itulah pergerakana yang saat ini patut kita teladani dalam kehidupan bersosialisi dalam kehidupan di dunia luar.
Inilah hasil pemotretan yang dapat saya ambil dalam pengamatan di Moseum Monumen Nasional.